Reviews

Tales of Italy by Maxim Gorky

dreeva's review against another edition

Go to review page

3.0

99 - 2019

Kali pertama baca buku Maxim Gorky dan ini memuat 15 cerpen saja, tapi benar-benar padat walau cerpennya kebanyakan pendek banget.

Karena terjemahan dari Eka Kurniawan, buku ini enak banget dibaca, tadinya mulai baca sore trus malemnya ternyata udah kelar aja.

Ada beberapa cerpen dalam buku ini yang jadi favorit saya yaitu :
1. Perkawinan
2. Ibu Seorang Pengkhianat
3. Kakak dan Adik
4. Pepe
5. Terowongan

devinayo's review against another edition

Go to review page

4.0

Membaca ini seperti sedang duduk di sebuah siang yang malas dan terik, sambil berbincang bersama teman yang seorang sosialis. Pembicaraan mengalir, disusupi propaganda di tengah tawa, tragedi, cinta, orang-orang kecil, dan hal-hal sepele lain dalam hidup.

Edisi ini diterbitkan oleh Penerbit Baca dengan ilustrasi manis oleh Suku Tangan. Cocok untuk hari-hari sibuk di mana waktu cuma sempat untuk beberapa belas halaman, atau hari senggang saat bisa menghabiskan semua cerita ini sekali duduk.

cindyc3689's review

Go to review page

5.0

Sudah cukup lamaa tidak menemukan kumcer yang masuk seleraku banget, baik dari segi ide, penulisan dan karakterisasi tokoh-tokohnya. Gak tahunya, ni buku yang udah nimbun debu di timbunan, malah sekali dibaca langsung masuk rak favorit. Yaelah kenapa sebelumnya dianggurin gitu aja seegh....

Nama Maxim Gorky memang menurutku kalah tenar drpd rekan2 penulis senegaranya, seperti Tolstoy atau Dostoyevsky, aku pun baru sekali ini membaca karya-karyanya. Kumcer ini juga kebetulan nimbunnya, yg membuatku tertarik awalnya adalah cover lust dan nama penterjemahnya, Ekakur, yg merupakan salah satu penulis favku. Yah, beruntunglah aku karena faktor kebetulan ini mempertemukanku dengan *keknya bakal jadi satu lagi* penulis klasik yang kuburu buku2nya.

Di kumcer ini ada 15 cerpen, pendek-pendek saja, yang memotret realita sosial masyarakat tanpa terjebak nafsu untuk berceramah atau menghakimi. Temanya beragam, dari ide sosialisme yang sedang tumbuh sampai gosip kampung. Dari hubungan keluarga hingga dilema kebangsaan seorang ibu pengkhianat. Semuanya dituturkan dengan gaya penceritaan tak langsung, jadi kesannya seperti diajak mendengarkan cerita dari teman lama yang ramah. Aku juga suka bahwa penulisnya tidak saklek pada satu pandangan saja, misalnya pada cerpen Perkawinan tokoh2nya mencapai kebahagiaan dengan jalan yang sangat sederhana dan tidak neko-neko, seakan berkata 'nih, cinta bisa mengalahkan segalanya', tapi kemudian di cerpen Juru Propaganda tokoh-tokohnya berusaha susah payah menggapai cinta tapi tetap berakhir tragis, bagai mencela 'makan tuh cinta'. #eh Atau bagaimana ia memotret macam2 kasih sayang seorang ibu di cerpen Monster, Ibu Sang Pengkhianat, dan Dendam. Keberagaman ini membuat semua cerpen di sini rasanya selalu segar dan menyenangkan, bahkan yg berakhir tragis sekalipun.

Semua cerpennya aku suka, tapi jika disuruh memilih, yang benar-benar-benar favku adalah Perkawinan dan Ibu Sang Pengkhianat. Keren abis!
More...