Reviews

Negeri Para Bedebah by Tere Liye

witnessingrace's review

Go to review page

adventurous dark emotional funny inspiring tense medium-paced

4.0

huntath's review

Go to review page

It was chapter 5, I think

zeezah's review

Go to review page

5.0

Top tier shit, that's all i can say

yonea's review

Go to review page

4.0

Bagus

fairarera's review

Go to review page

2.0

Buku ini menceritakan seorang bedebah bernama Thomas yang memiliki sifat bedebah, kaya, muda, lulusan sekolah luar negeri, bedebah, tokoh utama, tampan, perlente, bedebah dalam usahanya menyelamatkan Bank Semesta milik Om Liem dari ancaman pailit. Ya, kamu akan mendapatkan semacam pengingat bahwa Thomas adalah seorang bedebah yang kaya raya di setiap halaman. Kita tahu bahwa Thomas adalah seorang bedebah, tampan, bedebah, pintar, muda, bedebah, bedebah, BEDEBAH! Tidak perlu diingatkan secara terus menerus! Sifat Thomas yang terlalu berfokus menjadi bedebah layaknya tokoh Sasuke dari anime Naruto membuat saya tidak asing.

Saya tidak bergurau, apalagi ketika Thomas menceritakan masa lalunya secara cuma - cuma (dan tidak ditanya) pada Julia di saat mereka sedang dikejar polisi. Adegan tersebut mengingatkannya saya ketika Sasuke minggat dari Konoha. Rasanya konyol sekali ketika ada situasi genting, ada tokoh random yang menceritakan masa lalunya. Misalnya, ketika Om Liem hendak ditangkap polisi, bisa - bisanya Om Liem bercerita ketika dia dirinya pernah dipenjara, sangat logis sekali. Bahkan, ada beberapa tokoh random yang dengan sukarela menceritakan masa lalunya pada Julia, saya bingung kenapa semua tokoh mendadak curhat pada Julia disaat genting? Apakah Julia dewa kematian mereka atau bagaimana?

Sifat Julia dibuku ini persis dengan Sakura dari anime Naruto, hanya dijadikan sebagai tempat curhat saja tanpa signifikan penting sepanjang cerita. Bahkan, Maggie yang dibuat sebagai tokoh comic relief tidak membuat saya tertawa dengan sifatnya yang humoris. Penulisan tokoh yang terkesan sangat hambar ini membuat saya selalu membaca secara cepat karena ingin segera menyelesaikan buku ini.

Namun, pada bagian Thomas dan Rudi? (Saya lupa namanya karena tidak meninggalkan kesan) dalam upayanya menyelamatkan Maggie. Hanya hal itu yang membuat saya takjub karena penulisan actionnya begitu terasa sekali. Saya juga menyukai penjelasan ekonomi yang dijabarkan secara gamblang pada pembaca. Jelas sekali bahwa Tere Liye telah melakukan riset secara menyeluruh.

Secara keseluruhan buku ini bagus untuk tambahan ilmu mengenai bisnis perbankan. Namun, jika dari segi cerita maupun penokohannya, menurut saya sangat kurang.

nafira's review

Go to review page

3.0

Setelah baca kelima novel sebelumnya, saya sangat-sangat mengantisipasi novel keenam ini. Terlebih dengan bersatunya dua tokoh utama dari cerita sebelumnya, Thomas dan Bujang. Meski mengusung genre berbeda, yaitu gabungan dari genre ekonomi politik dan aksi, tidak dapat dipungkiri bahwa ekspektasi saya terhadap novel keenam menjadi memuncak. Saya memberi rate 5/5 dari novel pertama hingga kelima.

Namun sangat disayangkan, Negeri di Ujung Tanduk sebagai novel keenam ini jauh dari ekspektasi saya. Tentu di bagian-bagian awal cerita, saya sangat excited dan ingin segera mengetahui apa yang akan terjadi, plot twist apa yang akan ada di akhir cerita, siapa pengkhianat, siapa yang muncul, siapa penolong, siapa musuh siapa teman. Pertanyaan-pertanyaan itu muncul ketika saya membaca novel pertama hingga kelima. Tapi di novel ini, memang ada banyak twist yang megejutkan pembaca. Namun saya rasa itu semua sedikit dipaksakan, dan malah mengarah ke genre cerita aksi fantasi. Terlebih dengan adanya perbedaan karakter dan watak dari Thomas, yang seakan seperti menjadi second lead di novel ini, alias tidak setara dengan exposure yang penulis berikan kepada Bujang.

Membaca novel keenam ini seperti membaca cerita silat. Terlalu terfokus dengan detail-detail pertarungan, sehingga filosofi serta esensi cerita yang disampaikan yang menjadi ciri khas kelima novel sebelumnya menjadi sangat jauh berkurang. Hal ini sangat disayangkan, karena keunikan dan kemenarikan series ini menjadi jauh berkurang juga.

Tapi selajutnya saya akan tetap membaca novel ketujuh, Tanah Para Bandit. Semoga cerita di novel ini kembali ke jalur awal seperti kelima cerita pertama, dan semoga terjauhkan dari genre fantasi yang mencoba masuk ke cerita petualangan Bujang, Thomas, dan kawan-kawan. Hormat

xeaxelli's review

Go to review page

adventurous challenging tense slow-paced
  • Plot- or character-driven? Plot
  • Strong character development? No
  • Loveable characters? Yes
  • Diverse cast of characters? No
  • Flaws of characters a main focus? No

4.0

misspalah's review

Go to review page

4.0

“ Ketika satu kota dipenuhi orang miskin, kejahatan yang terjadi hanya level rendah, perampokan, mabuk-mabukan, atau tawuran. Kaum proletar seperti ini mudah diatasi, tidak sistematis dan jelas tidak memiliki visi misi, tinggal digertak, beres. Bayangkan ketika kota dipenuhi orang yang terlalu kaya, dan terus rakus menelan sumber daya di sekitarnya. Mereka sistematis, bisa membayar siapa saja untuk menjadi kepanjangan tangan, tidak takut dengan apapun. Sungguh tidak ada yang bisa menghentikan mereka selain sistem itu sendiri yang merusak mereka”.
- Tere Liye, Negeri Para Bedebah
.
.
This is my first exposure of Tere Liye’s book and it is certainly would not be last. The story in the book is fast pace and you keep flipping pages as the plot took you into Thomas’s journey. Thomas / Thom is not necessary a likeable character, mind you, i was slightly put off with how condescending and rude he was with a rookie reporter, Julia during the interview with her. I decided to still give the book a chance simply because not many people can pull off thriller genre with economics elements as their plot tool. The fact that Thomas pointed out how flawed the capitalist system is , The mechanism of banking system is merely a tool to aid the Top 1% accumulating their wealth, The illusion of subprime mortgage that ultimately causing the financial crisis and the world would be better off with a barter system really persuaded me to stay. Julia, on the other hands, does not seem like an important character in the beginning of the story but she proven that she was not an airhead like Thomas assumed her to be. She caught Thomas’s intention right away when he called for a sudden press conference to talk about the possibility of the Semesta Bank Closure due to the domino effects of world’s financial crisis at that time. Why Semesta Bank is targeted? Why, out of other economic experts in Indonesia, must Thomas decided to interfere in this? What is the connection that Thomas has with Om Liem and Semesta Bank? Props to Maggie, Thomas’s right hand as well in this novel because without her, none of his plan could be executed accordingly. There’s a major twist and few unexpected betrayals in the story that i felt should not be included in my review as it would definitely spoil it for the future readers. However, what i can summarize, this is a story of a young man who has tried his best to resist the corrupt system, but ultimately have to be part of that system so that he could seek vengeance and avenge his parents death. Overall, this is such a page turner. A highly recommended book. Oh, if you dont really like economics or maybe not really interested in the subjects, i can bet that at least you knew a little about the bank manipulation , white collar crimes like money laundering and basic economy terms once you finished this book. Last but not least, if malaysian wanted to read this book but scared that language might be a barrier as it is in indonesian language, i would suggest to go for it as 80% of it is still understandable. For the other 20%, thats why we have online dictionary. Treat the novel like you read english novel, you may not know all the word but you can catch up what the story try to tell you.

nandhyp's review

Go to review page

3.0

3.5 sejujurnya. Ada beberapa bagian bikin bosan bacanya. Tp penasaran juga dibagian lainnya

cutesycream's review

Go to review page

5.0

Buku ini sebenarnya merupakan awal dari buku negeri di ujung tanduk. Tapi, saya malah lebih duluan membaca negeri di ujung tanduk. Walaupun begitu, ceritanya tetap dirasa seru bagaimana Thomas berusaha membantu Om Liem dan berusaha menyelamatkan Bank Semesta.

Dalam cerita ini, kita bisa melihat seberapa besar jaringan itu diperlukan, bagaimana Thomas yang berusaha membongkar seluk beluk kasus Bank Semesta dan menemukan penghianat yang sudah lama menghianati keluarganya.

Buku ini sangat saya rekomendasikan kepada orang orang yang suka membahas politik dan ekonomi serta keuangan, bagaimana perputara uang dalam dunia politik itu bisa mengakibatkan berbagai kasus dan tujuan.