Reviews

The Chinese Maze Murders by Robert van Gulik

julieputty's review

Go to review page

This one did not click for me.

cindyc3689's review

Go to review page

3.0

Hakim Dee sibuk sekali di buku yang satu ini. Bukan hanya satu atau dua kasus saja yang harus dipecahkannya, namun total ada lima perkara berturut-turut, yaitu 2 usaha makar, 1 pembunuhan, 1 orang hilang dan 1 perkara perebutan warisan. Itu belum termasuk perkara-perkara sepele yang mampir ke ruang sidangnya. Namun ternyata semua perkara tersebut saling kait-mengkait, bukan saja di masa sekarang, namun juga sudah sedari masa yang lampau di mana sebagain pelaku-pelakunya sudah tidak ada lagi. Jadi teringat kata-katanya Mrs. Oliver, "old sins cast long shadow." #hadeh #nggaknyambung

Chien Mow, si bandit, berniat menguasai kota dan menjadi raja kecil.
Tuan muda Ding menuduh Woo Feng membunuh ayahnya (Mantan Jend Ding dipaksa turun dari jabatannya akibat laporan dari Jend Woo - ayah Woo Feng)
Janda muda Loo menuntut setengah warisan Mantan Gubernur Loo dari putra sulungnya, Loo Kee.
Kepala jaga Fang meminta pertolongan pengadilan mencari putrinya yang hilang. Diduga diculik oleh Chien Mow.
...
Chien Mow mati merana, namun ternyata ia hanyalah pion, otak pelaku makar masihlah misterius.
Mantan Jend Ding mati akibat racun dari senjata rahasia. Namun ia juga membawa sekotak manisan buah, yang juga beracun.
Woo Feng memang sering menghilang dari kamarnya, namun ternyata ia hanya sedang kasmaran dengan seorang gadis di kuil tua. Ternyata gadis itu adalah anak gadis Fang yang sedang hilang.
Tuan muda Ding juga punya kekasih rahasia.
Loo Kee menuduh Janda muda Loo telah berzina, dan putranya bukan keturunan mantan Gub Loo. Janda muda Loo menyerahkan bukti warisan berupa lukisan.
...
Suku-suku perbatasan berencana menyerang kota, hanya menunggu tanda dari si otak makar.
...
Jadi, misterinya adalah:
1. Siapa si otak usaha-usaha pemberontakan ini?
2. Siapa yang membunuh mantan Jend Ding, dan mengapa?
3. Bagaimana sebenarnya surat wasiat pembagian warisan Mantan Gubernur Loo?
4. Siapa yang menculik anak gadis Fang, dan mengapa?


Proses penyelidikan dan penyidikan Hakim Dee dan para anak buahnya lumayan asik untuk diikuti. Drama ruang sidangnya, kadang-kadang terkesan sadis dengan hukuman cambuk dan penyiksaan lainnya. Apalagi di akhir kisah, pelaksanaan hukuman mati pagi para pelaku kejahatan digambarkan dengan jelas. Penyelesaian misterinya sendiri sangatlah menarik dan tak terduga-duga. Belokan cerita yang apik dan terencana dengan detail.

***

Notes untuk edisi terjemahan Bahasa Indonesia.
Gaya bahasa yang digunakan bukanlah gaya EYD, lebih ke gaya bertutur yang seringkali mengingatkan pada cerita silat Kho Ping Ho atau yang sejenisnya. Lalu di beberapa adegan, seperti saat Ma Joong berbicara tak resmi, digunakan dialek betawi kasar. Sedikit aneh jadinya, membaca lu-gue di novel detektif cina, meskipun maksudnya jelas untuk menangkap ketidakformalan keadaan.
Yang sedikit mengganggu adalah bahwa beberapa istilah diterjemahkan dengan tidak konsisten di sepanjang cerita. Misalnya kata-kata di lukisan Mantan Gubernur Loo, di hal. 62 dituliskan Tempat Perlindungan Khayalan Kosong, di hal 242 menjadi Rumpun Khayalan Kosong.
Oiya, tampaknya ada beberapa bagian kisah yang melompat (terkena sensor ata kenapa??!?), misalnya bagian di mana Hakim Dee mengetahui bahwa Tuan Muda Ding memiliki kekasih gelap, atau tanda lahir pada istri muda Jendral Ding, atau tentang surat-surat rahasianya. Tidak jelas.
More...