Reviews tagging 'Gaslighting'

The Witness by Sandra Brown

1 review

blackferrum's review against another edition

Go to review page

challenging dark emotional informative mysterious tense fast-paced
  • Plot- or character-driven? Plot
  • Strong character development? Yes
  • Loveable characters? Yes
  • Diverse cast of characters? Yes
  • Flaws of characters a main focus? Yes

4.0

Ternyata waktu baca ini pertama kali, belum kecantum di goodreads. So here we go.

The Witness atau judul terjemahannya, Sang Saksi bercerita tentang Kendall yang mendapati kekeliruan dalam keluarga suaminya. Dia nggak bisa menerima logika nggak masuk akal yang dilakukan baik oleh suami dan ayah mertuanya. Jadi, dia mencari perlindungan dari pihak berwajib yang akhirnya tetap nggak bisa tenang. Malah, Kendall enggan percaya ada pihak berwajib yang bisa menangani kasus dalam keluarganya.

Singkat cerita, dia kabur. Sembunyi selama berbulan-bulan sampai akhirnya ditemukan dan segalanya sudah berubah. Suami dan ayah mertuanya sudah ditangkap dan Kendall diminta menjadi saksi. Tapi, menjadi saksi pun nggak bisa menjamin keselamatannya, jadi dia melakukan apa yang sudah dia lakukan sebelumnya; menghilang.

The Witness itu buku pertama yang bikin aku kenal sama tulisan SB. Aku ingat topik yang dibahas di buku ini cukup menarik. Nggak bisa bilang apa karena bakal spoiler. Yang pasti, masih ada unsur misoginis dan seksis. Buku ini ditulis tahun 90-an, jadi isu semacam itu masih kental beredar. Sedih banget gimana perempuan dilihat hanya sebagai objek seks. Apalagi kalau punya kepercayaan kental, ya kodrat perempuan itu hanya berdandan, beranak, dan memasak.

Kondisi Kendall nggak kalah jadi sorotan. Dia dibesarkan dengan paham liberalis. Semua orang pada dasarnya sama. Entah laki-laki atau perempuan. Yang miris, karena pekerjaannya sebagai pengacara publik, Kendall sering dianggap sebelah mata. Kalimat seperti, "Memangnya tidak ada pengacara laki-laki?" sudah terlalu sering masuk kuping Kendall. Memang, latar di cerita ini tuh kota kecil, jadi pemikiran superkolot begini masih merajalela. Untung Kendall nggak gampang nyerah, malah merasa ditantang sih, kalau dihina begitu.

Ada beberapa hal juga yang bikin aku mikir memangnya bisa ya begini, di antaranya:
1. Adegan Kendall menyelamatkan si US Marshall itu dramatis abis, hampir kayak nggak masuk akal. Well, mukjizat memang ada, tapi kondisi Kendall waktu itu nggak jauh lebih baik, bahkan babak belur. Tenaganya kuat banget bisa nyeret orang yang lebih besar dari dia?

2. Entah di zaman itu belum common, kah, CCTV sampai pindah ke daerah lain bisa gampang banget, bahkan sampai berbulan-bulan. Wah, FBI sekarang kalau lihat ini kayaknya bakal nangis.

3. Yang dialami Billie Joe (or Bill Joe?) itu sadis sih, malah gore sebenernya, tapi dia masih hidup. Yah, mukjizat. Rasanya masih aneh, tapi okelah.

Terus, aku concern sama cara SB menyatukan dua karakter utamanya. Biasanya kalau salah satu sudah berpasangan, meski pasangannya villain, lantas dijadikan pembenaran buat serong. Di sini posisi Kendall sewaktu kabur masih jadi istri orang, tapi ada satu hal yang bikin lega. Intinya, Kendall udah nggak ada hubungan lagi sama suaminya dan dia resmi janda. Makanya kesel kenapa si mantan suami brengskinya ini nyebut Kendall seolah-olah dia masih jadi istrinya. Bapak mertuanya juga, sih. Dahlah, emosi jiwa inget lagi kelakuan titisan iblis, tuh.

Trauma John juga nggak main-main, ya. Usaha dia buat sembuh atau seenggaknya bisa mengurangi rasa takutnya itu patut diacungi jempol, sih. Suka banget sama plot yang dibikin SB buat bagian ini. Kevin x John, GO!!!

Expand filter menu Content Warnings
More...